![]() |
Bromo |
Joko Seger dan Roro Anteng
20
11
2010
Gunung Brahma/Bromo merupakan sebuah gunung berapi yang
terletak di provinsi Jawa Timur.Tingginya 2.392 Meter.Di Gunung
Bromo,terdapat sebuah daerah yang bernama Tengger.Disana dilakukan
sebuah upacara yang dilakukan oleh masyarakat Tengger dengan melakukan
membuang sesajen kedalam kawah Gunung Bromo sebagai persembahan kepada
Jaya Kusuma,anak dari Joko Seger dan Roro Anteng.Nama Upacara itu adalah
Kasadha.Upacara ini dilakukan tiap tahun pada bulan Jawa Asyuro.Apakah
yang dilakukan oleh Joko Seger sehingga Jaya Kusuma mau mengorbankan
dirinya sebagai sesajen di kawah Gunung Bromo?Ikuti kisah Joko Seger dan
Roro Anteng berikut ini
Alkisah,terdapat seseorang raja Majapahit yang
meninggalkan negerinya bersama permaisurinya dan beberapa pengikutnya
karena kalah melawan putranya sendiri.Mereka pergi ke lereng Gunung
Bromo dan membangun sebuah rumah sederhana sebagai tempat tinggal
mereka.Pada suatu hari,permaisuri melahirkan anak keduanya.Mantan Raja
Majapahit yang gelisah menunggu istrinya melahirkan anaknya di luar
rumah.Pada tengah malam,akhirnya anaknya berhasil dilahirkan.Anak yang
dilahirkan itu perempuan.Sang Raja lalu melihat anaknya “Dinda,anak kita
perempuan”.Tetapi,terdapat keanehan pada bayi itu karena bayi itu tidak
menangis seperti bayi pada umumnya “Benarkah Adinda melahirkan,mengapa
tidak ada suara tangisan bayi?”pikir sang permaisuri.
“Betul Adinda,anak kita telah lahir.Lihat,ia terlihat tenang,tidak
menangis.Dia terlahir dengan normal dan sehat.Mukanya terlihat tampak
bersinar.Karena ia terlihat tenang dan diam,maka aku akan menamakannya
Roro Anteng”ucap Sang mantan Raja sembari menunjukkkan bayinya kepada
istrinya.
Tidak jauh dari tempat itu,terdapat sebuah rumah sederhana yang
ditinggali oleh sepasang suami istri.Sang Suami merupakan seorang
Brahmana.Pada saat yang bersamaan,sang istri Brahmana melahirkan seorang
bayi laki-laki.Bayi itu menangis dengan suara yang amat keras.Karena
bayi itu menangis dengan suara yang amat keras,maka bayi itu dinamakan
Joko Seger yang artinya laki-laki berbadan segar “Istriku,anak kita
menangis dengan suara yang amat keras.Karena itu aku akan menamakan bayi
ini Joko Seger”.
Tahun telah berlalu.Kedua anak itu tumbuh menjadi dewasa.Roro Anteng
tumbuh menjadi gadis yang cantik,sedangkan Joko Seger tumbuh menjadi
pemuda yang tampan dan perkasa.Karena kecantikkan Roro Anteng,banyak
pemuda yang datang untuk meminangnya.Tapi,tak satupun lamaran yang
diterima olehnya karena dia telah menjalin kasih dengan Joko Seger dan
ia berjanji tidak akan mau menyukai orang lain karena kesetiaan cintanya
kepada Joko Seger.
Berita tentang kecantikan Roro Anteng sampai kepada seorang raksasa
yang tinggal di hutan lereng Gunung Bromo yang bernama Kyai
Bima.Mendengar kabar itu,ia langsung datang ke rumah tempat tinggal Roro
Anteng untuk meminangnya “Hai Roro Anteng,apakah kamu mau menerima
pinanganku?”.Roro Anteng dan keluarganya kebingungan.Bila tidak
diterimanya,nanti dusun mereka akan dihancurkan olehnya beserta
isinya.Joko Seger tidak bisa tak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak
isa menandingi kesaktian Kyai Bima.Roro Anteng pun berpikir keras “Kalau
aku tidak menerimanya,nanti Bima akan marah”.”Roro Anteng,jawablah
pertanyaanku Roro!”ucap Kyai Bima.Akhirnya,Roro Anteng mendapat ide.
Ia menolak pinangan Kyai Bima dengan cara yang halus,yaitu mengajukan
satu persyaratan kepada Kyai Bima.Syarat yang diajukannya itu ia pikir
tidak akan bisa dilakukan oleh Kyai Bima. “Hai Bima,aku menerima
pinanganmu dan menjadi istrimu!”.”Ha Ha Ha….Baiklah”ucap Kyai Bima
dengan suaranya yang menggelegar.”Hai Bima,aku menerimanya,Tetapi aku
mengajukan syarat kepadamu!”.”Apa syaratnya?”tanya Kyai Bima dengan
suara yang keras.Roro Anteng yang mendengar suaranya menjadi
gugup,tetapi ia berusaha agar tampak tenang.Roro Anteng kemudian berkata
“Aku mau engkau untuk membuatkanku danau diatas Gunung Bromo itu,tetapi
hanya dalam waktu semalam!”perintah Roro Anteng sambil menunjukkan
tempat yang dimaksud.
“Ha Ha Ha…kalau itu maumu,aku akan melakukannya,itu sangat mudah
bagiku!”jawab Kyai Bima dengan nada angkuh.”Tetapi,Bima,kau harus bisa
menyelesaikannya sampai waktu ayam berkokok!”ucap Roro Anteng.Kyai Bima
lalu pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh Roro Anteng tadi untuk
membuat danau di tempat itu.Dengan menggunakan batok (tempurung) kelapa
yang besar,Kyai Bima dengan percaya diri dan mengumpulkan segenap
kekuatannya mengeruk tanah.Hasil kerukan itu akan diisi air agar menjadi
danau.Hanya beberapa kali kerukan,Kyai Bima berhasil membuat lubang
besar.Kyai Bima mengeruk tanah tanpa mengenal lelah.Roro Anteng pun
menjadi cemas melihat Kyai Bima sudah membuat lubang yang besar
“Aduh,bagaimana ini,raksasa itu benar-benar sakti?Pasti nanti pagi danau
itu sudah selesai.Bagaimana caranya agar aku dapat mengalahkannya?”.
Setelah lama berpikir,akhirnya ia menemukan ide.Ia membangunkan para
penduduk desa,termasuk tetangga dan keluarganya.Lalu Roro Anteng
menyuruh kaum perempuan untuk menumbuk padi di lesung,sedangkan kaum
Laki-Laki ia suruh untuk membakar jerami disebelah timur agar kelihatan
fajar telah terbit “Wahai saudara-saudaraku,aku meminta kalian agar
menciptakan suasana pagi.Hai kaum perempuan,aku perintahkan kau untuk
menumbuk padi.Dan kau kaum laki-laki,aku perintahkan engkau untuk
mengumpulkan jerami dan dibakar disebelah Timur agar terlihat seperti
matahari terbit”.”Baiklah Roro Anteng,kami akan melakukannya”.Lalu,kaum
laki-laki dan perempuan mengerjakan tugas yang diberikan oleh Roro
Anteng.
Cahaya kemerah-merahan segera muncul dari arah Timur,disusul dengan
suara lesung yang bersahutan.Ayam pun terbangun dan berkokok.Kyai Bima
yang menyangka pagi sudah datang pun kesal karena pekerjaannya tidak
selesai dan tidak bisa menikahi Roro Anteng “Sial!pagi sudah
tiba.Sementara pekerjaanku tidak selesai.Aku tidak bisa menikahi Roro
Anteng”seru Kyai Bima dengan kesal.Kyai Bima lalu meninggalkan tempat
itu.Tempurung yang dipegangnya dilemparkan dan bertelungkup di
tanah.Tempurung itu kemudian berubah menjadi sebuah gunung yang
dinamakan Gunung Batok.Jalan yang dilalui Kyai Bima berubah menjadi
sebuah sungai yang sampai sekarang dapat dilihat di hutan pasir Gunung
Batok.Sedangkan danau yang belum selesai dibuat oleh Kyai Bima berubah
menjadi kawah yang sampai sekarang masih bisa dilihat di kawasan Gunung
Bromo.
Roro Anteng dan Joko Seger menjadi senang.Tak berapa lama
kemudian,mereka berdua menikah dan tetap tinggal di lereng Gunung
Bromo.Mereka kemudian membuka desa baru.Desa itu kemudian mereka namakan
dengan nama Tengger.Nama ini merupakan gabungan dari nama mereka
berdua,Roro An(teng) dan Joko Se(ger).Mereka pun hidup bahagia.
Setelah bertahun-tahun menikah,mereka belum juga dikaruniai
anak.Karena itu,terjadi keresahan di hati mereka berdua
“Dinda,sebenarnya sudah bertahun-tahun kita menjadi suami istri,tetapi
mengapa kita belum dikaruniai anak?Padahal kita sudah mencoba berbagai
jenis obat”ucap Joko Seger.”Sabarlah Kanda,mungkin nanti kita akan
dikaruniai anak.Janganlah cepat berputus asa.Serahkan saja semuanya
kepada dewa”ucap istrinya untuk menenangkan hati suaminya.Joko Seger pun
bersumpah “Aku bersumpah,bila kita dikaruniai 25 orang anak,salahsatu
dari anak kita akan ku persembahkan sebagai sesajen di kawah Gunung
Bromo!”.Setelah suaminya berucap seperti itu,tiba-tiba muncul api dari
dalam tanah di kawah Gunung Bromo.Itu pertanda bahwa doa mereka didengar
oleh Dewa.Mereka pun senang dan berterima kasih “Terima Kasih
Dewa,terima kasih karena engkau telah mendengarkan permintaan kami.Kami
akan menepati janji kami”.
Tak berapa lama kemudian setelah itu,Roro Anteng diketahui
mengandung.Mereka bertambah senang dan bahagia karena saat yang
ditunggu-tunggu tiba.Sembilan bulan kemudian,Roro Anteng melahirkan
seorang bayi kembar laki-laki.Ada yang kembar dua,tiga,hingga anak
mereka menjadi 25.Kebahagiaan mereka bertambah.Setelah itu,Roro Anteng
tidak melahirkan lagi.Mereka mengasuh dan mendidik ke 25 anak mereka
dengan ikhlas.Anak-anak mereka pun tumbuh menjadi dewasa.Nama anak yang
paling bungsu adalah Jaya Kusuma.Karena terlena dalam kebahagiaan,Joko
Seger menjadi lupa akan janjinya untuk mempersembahkan salahsatu anaknya
untuk menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo.
Pada suatu malam,ketika Joko Seger tidur,Dewa menegurnya agar
menepati janjinya untuk mempersembahkan salahsatu anaknya untuk menjadi
sesajen di Gunung Bromo melalui mimpi “Wahai Joko Seger tepatilah
janjimu untuk mempersembahkan salahsatu anakmu untuk menjadi sesajen di
Gunung Bromo!”.Joko Seger pun tersentak kaget dan
terbangun.”Aduh,bagaimana ini?Siapa diantara putra putriku yang harus
aku persembahkan?Aku sangat menyayangi mereka semua”’Joko Seger yang
masih dalam keadaan gelisah pun melanjutkan tidurnya
Pada Keesokan harinya,Saat pagi hari,Joko Seger bangun dari
tidurnya.Joko Seger pun mulai gelisah karena ia belum menepati
janjinya.Makin hari ia semakin gelisah karena belum menepati
janjinya.Akhirnya ia ingin menceritakan semuanya kepada anak-anaknya
“Apa aku harus membicarakan ini kepada anak-anakku?mudah-mudahan saja
ada salahsatu dari mereka yang mau menjadi persembahan”.
Joko Seger dan isrinya kemudian mengumpulkan anak-anaknya dalam
sebuah pertemuan keluarga.Ia menjelaskan janjinya yang pernah ia ucapkan
“Anak-anakku,Ayah sebenarnya mempunyai sebuah janji yang melibatkan
kalian”.”Janji apakah itu ayahku?”tanya anak-anaknya.”Sebelum kalian
lahir,Ayah dan Ibumu ini sudah lama tidak dikaruniai anak.Padahal Ayah
dan Ibumu ini sudah banyak berdoa dan berusaha.Karena Ayah dan Ibumu ini
tidak juga dikaruniai anak,maka Ayah mengucapkan sebuah janji yaitu
bila Anak ayah ada 25,salah satu dari mereka harus ada yang
dipersembahkan menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo”jawab Joko Seger
sambil menjelaskan.”Lalu,apakah yang melibatkan kami Ayahku?”tanya
anak-anaknya.”Apakah salahsatu dari kalian ada yang mau menjadi
persembahan di kawah Gunung Bromo?”tanya Sang Ayah.”Ayahandaku,apakah
ayahanda tega mengorbankan anak ayahanda sendiri,mengapa ayah berjanji
seperti itu?Apakah ayahanda tidak sayang dengan kami?”tanya salahsatu
anaknya.
“Bukan begitu anakku,aku hanya ingin dikaruniai anak,sehingga ayahmu
ini berjanji demi dikaruniai anak.Ayah itu sangat sayang dengan kalian
semua,jadi ayah tidak tega untuk mempersembahkan salahsatu dari kamu
semua menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo”ucap ayahnya kepada
anak-anaknya.”Ampun Ayahanda,Ananda Pokoknya aku tidak mau menjadi
persembahan di Gunung Bromo.Kami tidak ingin mati muda Ayahanda”ucap si
Sulung.”Iya,kami tidak mau mati dibakar oleh panasnya kawah Gunung
Bromo!”ucap putra-putrinya,kecuali si Jaya Kusuma.”Ayahanda,Ibunda,aku
mau dipersembahkan menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo ayahanda,demi
ketenangan ayahanda.Ananda sangat menginginkan bahwa Ayahanda itu
bahagia.Biarlah Ananda yang dipersembahkan ke kawah Gunung Bromo”ucap si
bungsu,Jaya Kusuma.Mendengar perkataan Kusuma,semuanya menjadi
sedih.”Jaya Kusuma anakku,mengapa kamu berani untuk kami persembahkan
menjadi sesajen di kawah Gunung Bromo?Sedangkan kakak-kakakmu tak berani
melakukannya”ucap Joko Seger.”Ananda akan melakukan apa saja,termasuk
dikorbankan,demi keselamatan penduduk Tengger dan Ayahanda,Ibunda,serta
kakak-kakakku.Sekarang,ijinkanlah aku pergi ke kawah Gunung Bromo”ucap
Jaya Kusuma.
Jaya Kesuma lalu berpamitan kepada kedua orangtuanya
“Ayahanda,Ibunda,Ananda akan pergi ke kawah Gunung Bromo.Ananda hanya
meminta restu dan doa kalian.Kirimlah hasil ladang ke Ananda dengan
menceburkannya ke kawah Gunung Bromo pada setiap terang bulan,tanggal 14
bulan Kasadha.Ananda akan pergi ke kawah sekarang.”Tunggu Kusuma,kami
akan ikut ke kawah dan mengajak semua penduduk mengantarmu ke kawah”ucap
Joko Seger.Joko Seger lalu memanggil seluruh penduduk Tengger.Setelah
itu,Joko Seger,keluarga,dan para penduduk Tengger beserta Jaya Kusuma
pergi ke kawah Gunung Bromo.Setelah sampai,Jaya Kesuma menyampaikan
pesan kepada rakyat Tengger “Aku akan menceburkan diri kedalam kawah
demi ketentraman Rakyat Tengger disini.Kirimkanlah aku hasil ladang pada
saat terang bulan,yaitu pada tanggal ke 14 bulan Kasadha.”ucap Jaya
Kusuma.Setelah berucap seperti itu,ia menceburkan diri kedalam kawah
Gunung Bromo.Tak ada rasa takut yang muncul dari wajahnya.”Jaya
Kusuma….Anakku”seru ayahnya dari atas kawah.
Untuk mengenang peristiwa itu,para rakyat Tengger melakukan perintah
yang pernah diucapkan Jaya Kusuma saat akan menceburkan diri kedalam
kawah,yaitu mengirimkan hasil ladang pada tanggal ke 14 bulan Kasadha
dengan menceburkannya kedalam kawah tempat Kusuma menceburkan diri.Hal
ini terus dilakukan sampai sekarang dan menjadi sebuah tradisi yang
dilakukan masyarakat Tengger.Tradisi ini kemudian dinamakan Tradisi
Kasadha
http://carakapurwa.wordpress.com/2010/11/20/joko-seger-dan-roro-anteng/
0 komentar:
Posting Komentar
Kawan Tinggalkan Komentar dibawah ini Ya...Terimakasih atas Kunjungannya